000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Thursday, June 30, 2011

060) Tahun 1628 Comenius Diusir dari Negerinya


Orang-orang Katolik secara agresif sedang memaksakan otoritasnya di Bohemia. Kaum Protestan telah dibuang, meskipun untuk beberapa tahun lamanya mereka berupaya bersembunyi. Ketika bahaya membesar pada tahun 1628, satu rombongan melintasi pegunungan dan masuk ke Polandia.

Yang memimpin mereka dalam pembuangan itu ialah pastor, penulis sekaligus guru, Jan Amos Comenius. Ia berhenti menoleh ke belakang melihat negeri tercintanya, dan memimpin warganya dalam doa, meminta agar Allah memelihara "benih terpendam" dalam diri warganya, suatu kelompok yang akan tumbuh dan menghasilkan buah. Comenius tidak akan pernah melihat negerinya lagi.

Perang tiga puluh tahun telah menyita pusat kehidupan Comenius. Ketika perang dimulai pada tahun 1618, ia adalah seorang pastor baru dan kepala sekolah pada golongan Unity of Brethren (Unitas Fratrum), pewaris ajaran Protestan dari Yohanes Hus.

Ketika itu Eropa terdiri dari kawasan-kawasan Katolik, Lutheran dan Calvinis. Bohemia, kawasan Protestan, tidak senang menjadi bagian dari kekaisaran Romawi yang suci, maka mereka selalu memberontak. Pada tanggal 23 Mel 1618, sejumlah pemberontak Protestan menyerang istana kerajaan di Praha dan melemparkan para gubernurnya ke luar jendela. Menurut laporan, orang-orang yang terlempar itu mendarat di atas tumpukan kotoran hewan dan tidak terbunuh; namun dengan Defenestration of Prague, revolusi sedang berlangsung.

Dengan bantuan pasukan Spanyol, Kaisar Ferdinand II menghadang para pemberontak pada pertempuran White Mountain tahun 1620, dan daerah tersebut dengan resmi dinyatakan Katolik. Kaum Protestan terpaksa harus meninggalkan tempat itu. Comenius memulai persembunyian tujuh tahunnya. Dengan berpindah-pindah dari ladang ke ladang secara diam-diam, ia mencoba melayani kaum Brethren yang tersisa. Lima tahun sebelum kelahiran John Bunyan, Comenius menulis The Labyrinth of the World (Labirin Dunia), sebuah alegori berliku-liku mirip Pilgrim's Progress.

Comenius dan kumpulan Brethrennya bermukim di Leszno, Polandia. Di sana ia diangkat sebagai uskup bagi Unitas Fratrum dan menerbitkan buku tentang pendidikan anak-anak serta pelajaran bahasa. Teorinya sangat revolusioner. Semua anak laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin harus dididik dengan kurikulum luas yang akan memberikan mereka akses di pelbagai bidang. Pendidikan harus dimulai dari kepedulian ibu, bahkan sejak sebelum lahir, katanya, meskipun hal itu harus melibatkan aspek-aspek bermain dan bukan hanya hafalan. Ia mendukung sederetan periode enam tahun yang dapat dibandingkan dengan prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan pendidikan universitas. Sementara itu, para pengajar harus belajar metode mengajar dari alam. Belajar adalah masalah perkembangan, bukan hanya masalah memperoleh informasi.

Perang tiga puluh tahun merebak terus. Kaum Protestan Denmark menyerang kawasan Katolik, tetapi terpukul balik. Raja Swedia, Gustavus Adolphus, memasuki pergolakan ini dengan berpihak pada Protestan. Ia memperoleh beberapa kemenangan, namun ia meninggal pada tahun 1632.

Sementara itu, Comenius tetap meraih reputasi sebagai seorang terpelajar dan pendidik.
Ia menulis The Way of Light (Jalan Terang) dengan harapan bahwa pendidikan yang benar akan meningkatkan perdamaian. Pada tahun 1641, Parlemen Inggris mengundangnya untuk mempraktikkan teorinya dengan mendirikan perguruan "pansophic" (aneka pengetahuan) di Inggris. Sekali lagi perang saudara merebak, yang memaksa Comenius lari. Untuk sementara waktu ia bermukim di Prusia. Dari sana ia pergi ke Swedia sebagai konsultan pendidikan bagi Perdana Menteri, Axel Oxenstierna. Ia juga meminta perdana menteri agar tidak melupakan perihal Brethren ketika perang hampir usai.

Anehnya, Perancis mengubah arah dalam perang itu. Meskipun merupakan negara Katolik, Perancis melihat kesempatan melumpuhkan kekuatan dinasti Hapsburg dan memenangkan beberapa kawasan baginya sendiri. Pasukan Perancis memasuki kancah perang pada tahun 1635, dan perang terus berlanjut. Pada tahun 1648, Perdamaian Westphalia membagi-bagi rampasan perang yang telah menguras Eropa. Kekaisaran Roma porak-poranda dan ada yang menafsirkan bahwa Jerman telah kehilangan setengah penduduknya dalam peperangan itu. Perancis 'memenangkan kawasan-kawasan baru. Kaum Calvinis dan Lutheran meraih keuntungan dengan pencapaian toleransi kaum Calvinis.

Namun, kaum Brethren tidak menerima baik hak kembali ke Bohemia maupun daerah permukiman baru. Comenius melanjutkan pengembaraannya sepanjang sisa hidupnya. Selama dua puluh dua tahun ia berkelana, melayani kaum Brethren yang terbuang jauh. Ketika rumahnya di Polandia dihakar, ia kehilangan sebagian besar ensiklopedi yang disusunnya. Namun, berkat perlindungan seorang Belanda, ia menerbitkan banyak buku tentang pendidikan – termasuk buku bergambar pertama untuk anak-anak, The World in Pictures (Dunia dalam Gambar).

Comenius dihargai dan dihormati, namun ia jarang didengar. Pada usia tujuh puluh lima tahun ia muncul di sebuah persidangan untuk memohon perdamaian antara Inggris dan Negeri Belanda – tetapi mereka meremehkan sarannya. la mempunyai visi pendidikan yang akan membawa kesempurnaan spiritual dan perdamaian dunia. Meski tujuan pertama menarik beberapa negara, tak satu pun ingin mencoba tujuan kedua.

Walaupun ia dengan tepat dapat dikatakan sebagai salah seorang Bapa Oikumene, Comenius sering tidak dihiraukan. Ia lehih dihargai dunia sekular daripada oleh Gereja, dan ia sering dielukan sebagai Bapa Pendidikan Modern.

"Benih terpendam" yang didoakan Comenius muncul di kemudian hari. Serombongan Brethren bermigrasi ke Herrnhut, di Jerman, pada awal-awal abad kedelapan belas. Di sana terjadilah kebangkitan spiritual yang menyulut upaya misi besar yang merambat ke seluruh dunia.

Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-60.html

No comments:

Post a Comment