000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Thursday, June 30, 2011

054) Tahun 1549 Cranmer Menciptakan Buku Doa Umum



Terdapat gereja Reformasi yang tidak banyak mengalami pembaruan.
Di bawah Henry VIII, Inggris telah berpaling dari Gereja Katolik, namun, perubahan yang tidak berarti yang dibawa sang raja untuk membangun Gereja Anglikan tentu tidak menghasilkan Gereja Protestan murni. Orang yang membawa Reformasi ke Inggris itu ialah Thomas Cranmer, uskup agung Canterbury yang telah menyatakan bahwa pernikahan pertama Henry tidak sah. Orang terpelajar dan pendiam yang telah terpengaruh Lutheranisme ini adalah orang saleh tulen dan memiliki wawasan luas tentang para Bapa Gereja awal. Ia menarik perhatian Henry ketika ia mengemukakan pandangannya tentang perceraian sang raja.

Selama Henry menjadi raja, Cranmer tidak dapat mengadakan banyak perubahan di dalam gereja Inggris. Dengan kematian Henry, putranya yang berucnur sembilan tahun, Edward VI, menjadi raja. Cranmer merupakan salah seorang wali kuasanya.

Dengan dukungan Nicholas Ridley yang terpelajar dan pengkhotbah Hugh Latimer, Cranmer bergerak maju dengan Reformasi Inggris. Patung-patung disingkirkan dari gereja dan pengakuan dosa pribadi kepada imam dihentikan. Para rohaniwan diizinkan menikah dan dapat menggunakan anggur serta roti pada komuni. Para sarjana berhaluan Calvinis dari Eropa, di antaranya Martin Bucer, John a Lasco dan Peter Martyr, menjadi guru-guru besar pada Universitas Oxford dan Cambridge.

Namun bentuk kebaktian masih harus mengalami perubahan. Misa masih dijalankan dalam bahasa Latin, dan orang-orang mulai mengadakan huru-hara tentang hal itu.

Cranmer sangat menguasai bahasa Inggris, di samping wawasannya yang luas dan nalar yang mantap tentang apa yang baik bagi kebaktian. Dalam keadaan politik dan agama yang tidak menentu di Inggris, uskup agung ini harus mengetuai panitia yang dapat menciptakan liturgi yang dapat diterima keduanya, Protestan dan Katolik. Kompromi yang ditampilkan dalam Buku Doa Umum itu menggunakan ritual-ritual yang sungguh mengesankan namun telah menghilangkan unsur-unsur Katolik yang menyinggung banyak orang Protestan. Akta Penyeragaman, yang menjadi undang-undang pada tahun 1549, tahun buku tersebut diterbitkan, mengharuskan gereja-gereja menggunakan liturgi tersebut.

Buku Doa Umum telah memberi gereja sastra klasik dan bentuk kebaktian yang mengambil jalan tengah, tetapi banyak yang mengeluh bahwa buku tersebut kurang mencerminkan paham Protestan. Pada tahun 1529, versi yang telah direvisi dan dengan lebih banyak kandungan Protestan, diterbitkan.

Selain itu, Cranmer mengeluarkan Empat Puluh Dua Artikel, pengakuan iman yang ditandatangani sang raja muda. Seperti Buku Doa Umum, Empat Puluh Dua Artikel ini pun mengikat seluruh kaum rohaniwan.

Ketika raja muda tersebut mangkat, puteri sulung Henry, Mary, menjadi ratu. la berupaya membawa Inggris kembali ke Katolisisme, dalam kekuasaannya yang pendek dan keras, yang membuatnya dijuluki Bloody Mary. Di bawah tekanan, Cranmer tunduk pada tuntutan Mary agar ia kembali pada iman Katolik dan menandatangani pernyataan-pernyataan yang menarik kembali kepercayaan-kepercayaan Protestan. Tetapi pada persidangan (pengadilan) terakhir, ia menegaskan kepercayaannya di muka umum dan membatalkan pernyataan yang ditandatanganinya. Seperti para pemimpin Protestan lainnya – termasuk Ridley dan Latimer, yang telah dibakar pada tahun sebelumnya – ia pun dihukum. Di dalam api, Cranmer mengulurkan tangannya yang telah menandatangani pernyataan itu, agar tangan tersebut menjadi bagian badannya yang pertama menjadi abu.

Buku yang ditulis oleh martir Cranmer akan kembali berperan di bawah adik perempuan Mary, Elizabeth, putri kedua Henry, yang membawa Inggris kembali pada Reformasi.

Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-40.html

No comments:

Post a Comment