000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Thursday, June 30, 2011

055) Tahun 1559 John Knox Kembali ke Skotlandia untuk Memimpin Reformasi


John Knox

Abad keenam belas adalah masa bergejolak bagi Skotlandia yang kecil, miskin dan tercabik karena perang. Para bangsawan yang berkuasa mendukung Inggris atau Perancis. Pergolakan di dalam dan ancaman luar telah menciptakan kerancuan politik yang mengharapkan perubahan.

Dari sudut agama, reformasi telah ditindas habis-habisan. Pendeta Lutheran, Patrick Hamilton, mati dibakar pada tahun 1528. Disusul George Wishart pada tahun 1548. Salah seorang pendukung Wishart, Pendeta John Knox yang dulu tidak pernah begitu dikenal mengambil alih reformasi tersebut, tetapi tidak lama.

Knox ditangkap pasukan Perancis yang dikirim untuk mengatasi para pemberontak yang telah membalas kematian Wishart dengan membunuh Kardinal Beaton, yang telah memerintahkan menghukum Wishart. Knox menjadi budak pada sebuah perahu selama sembilan belas bulan. Ketika ia dibebaskan, ia pergi ke Inggris yang Protestan, tempat ia berdiam hingga Mary naik takhta. Kemudian ia lari ke Eropa, bersama-sama dengan orang-orang Protestan lainnya. Di Jenewa, ia menjadi salah seorang pengikut Calvin yang mengagumkan dan terbenam dalam teologi Reformasi.

Ketika Knox berada di luar negeri, Skotlandia menjadi mitra Perancis melalui perkawinan Mary Stuart, ratu Skotlandia, dengan pewaris takhta Perancis. Banyak di antara orang-orang Skotlandia takut akan pemerintahan Perancis yang Katolik. Perpaduan antara rasa nasionalisme dan ketidakpuasan agama bangkit untuk menciptakan iklim reformasi.

Knox kembali ke negaranya pada tahun 1559 untuk memberi dukungan. Pertempuran antara pasukan sang ratu dan orang-orang Protestan pun usai, dengan kemenangan bagi pihak Protestan. Pada tahun 1560, parlemen menganut iman Calvinisme, yang disusun oleh Knox dan yang lainnya. Parlemen juga menyatakan bahwa paus tidak mempunyai hak di Skotlandia dan melarang misa.

Untuk menggantikan tata tertib Katolik, Knox dan para pengikutnya menulis Buku Disiplin yang menjelaskan pemerintahan Gereja Presbiterian yang sudah dimodifikasi. Buku itu juga memberikan pendidikan yang komprehensif, termasuk universitas. Karya itu juga menjadi tanda batas negeri itu, yang membantu perkembangan kebebasan yang mandiri dan semangat demokrasi.

Untuk menuntun kebaktian Gereja Presbiterian, Knox menulis Buku Tata Ibadah Umum, yang mengacu pada Calvin dan reformator Swiss lainnya. John Knox dan sang ratu sering bertengkar. Keadaan di istana ratu yang Katolik itu secara moral memang longgar. Dari mimbarnya di St. Giles, Edinburgh, Knox mencela ratu tersebut. Meskipun sang ratu tidak berupaya mempertohatkan kembali orang-orang Skotlandia, ia menjalankan kepercayaannya di kapel pribadinya — sesuatu yang tidak disetujui Knox.

Meskipun Mary orangnya cantik, dia tidak bijak dalam urusan politik dan pribadi. Setelah kematian suami Perancisnya itu, ia menikah dengan saudara sepupunya, Lord Darnley. Setelah kematian suaminya yang cukup mencurigakan, ia buru-buru menikahi Pangeran Bothwell. Pada tahap itu orang-orang Katolik pun membencinya. Para bangsawan Skotlandia mendesaknya turun takhta, sehingga terbukalah jalan bagi sebuah negeri Skotlandia yang Protestan. Putranya, James, yang akan mewarisi takhta Inggris, bukanlah Katolik, dan Knox memperlihatkan persetujuannya dengan berkhotbah pada penobatan bocah itu pada tahun 1567.
Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-40.html

No comments:

Post a Comment