000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Saturday, July 2, 2011

037) Tahun 1215 Konsili Lateran Keempat


Konsili Lateran Keempat



Paus yang berkuasa antara tahun 1198 dan 1216, Innocentius III, mewujudkan kepausan yang sangat berkuasa dalam sejarah Abad Pertengahan. Orang yang susah diajak kompromi dan yang berbakat ini berupaya membawa ketertiban dan disiplin pada Gereja. Ia mengadakan perubahan dan memusatkan administrasi Gereja serta terlibat juga dalam urusan-urusan politik pada zamannya.

Innocentius menginginkan kepausan yang mengontrol berbagai urusan gerejawi dan negara. Apabila para Paus yang terdahulu menjuluki diri mereka sebagai "wakil Petrus", Innocentius menuntut hak sebagai "wakil Kristus". Dengan menyatakan bahwa ia adalah duta Kristus di bumi, ia berkata bahwa Paus adalah "perantara antara Allah dan manusia, di bawah Allah tetapi di atas manusia". Dengan tegas ia menjalankan tugasnya, seperti mengasingkan para pangeran yang susah diatur ataupun mengusir orang-orang sesat.

Pada tahun 1215, pada Konsili Lateran Keempat, Gereja menyerap banyak ide-ide innocentius. Dalam sidang yang panjang selama tiga hari, mereka menghasilkan ratusan dekrit.

Karena Innocentius merasa peduli, bahwa setiap orang Kristen yang telah dibaptis harus menampilkan citra kekristenan, sidang tersebut mewajibkan setiap orang mengaku dosa kepada seorang pastor dan mengambil komuni setiap tahun.

Melalui Konsili Lateran Keempat ini, doktrin "Transubstansiasi" (doktrin bahwa substansi roti dan anggur berubah menjadi substansi tubuh dan darah Kristus) dengan resmi menjadi bagian dari gereja. Secara tidak resmi, ide bahwa roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus telah beredar selama bertahun-tahun. Gereja memandang pengambilan komuni sebagai bagian penting untuk mendapatkan keselamatan; penyangkalan, seperti halnya dengan pengucilan, berbahaya bagi jiwa. Dengan kesempatan berhubungan langsung dengan tubuh dan darah Kristus, para imam memegang peranan penting dalam otoritas Gereja. Pengucilan berkekuatan besar karena hal itu menyangkal hubungan seseorang dengan Kristus.

Menyadari ketidaktahuan banyak imam, Innocentius mendorong persidangan itu untuk memberlakukan peraturan bahwa setiap katedral harus memiliki seorang guru teologi. Dengan demikian akan ada orang yang memberi penjelasan kepada para imam.

Seirama dengan pandangan tinggi Innocent tentang otoritas paus, kepercayaannya bahwa hanya ada satu Gereja yang benar, tempat kebenaran spiritual tersimpan, telah mewujudkan kepausan yang lebih kokoh. Setuju atau tidak dengan Gereja bukan lagi suatu pilihan. Para pengikut ajaran sesat membahayakan bukan saja jiwa mereka sendiri, tetapi jiwa orang lain juga. Konsili mengatur langkah agar negara menghukum orang-orang sesat dan menyita harta mereka. Para pejabat yang enggan melepaskan orang sesat akan dikucilkan, dan mereka yang bekerja sama dengan Gereja akan menerima pengampunan penuh.

Sekali lagi Gereja menghadapi masalah penunjukan pejabat Gereja yang kafir. Para penguasa yang tidak beragama ditolak untuk menetapkan para uskup di kawasannya. Hanya paus yang dapat menetapkan atau mencopot uskup-uskup menurut Konsili. lnnocentius menolak menerima uskup agung Canterbury yang ditetapkan raja Inggris, John. Untuk memaksa John patuh, paus mengucilkannya. Karena takut akan kehilangan takhtanya, raja yang keras kepala itu akhirnya mengalah.

Konsili itu juga menyerukan agar orang-orang Yahudi diharuskan mengenakan identitas khusus. Orang-orang Kristen dilarang mengadakan transaksi dagang dengan mereka. Lambat laun hal ini mewujudkan perkampungan Yahudi tersendiri (Jewish ghettos).

Dalam dekrit ini dan yang lainnya, Innocentius telah menciptakan lembaga yang sampai Reformasi mempunyai pengaruh dominan di Eropa.
 
Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-20.html

No comments:

Post a Comment