000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Saturday, July 2, 2011

022) Tahun 664 Sinode Whitby


Ada dua kekristenan di Inggris. Yang satu adalah Celtic, yang berpegang keras pada tradisi kebiaraan, merenungkan sesuatu hal dengan cermat dan berjiwa misi. Yang lainnya adalah Roma, yang terorganisasi dengan baik, dan terikat erat dengan dunia kekristenan lainnya.

Misi Columba ke Iona telah menghasilkan komunitas orang-orang Kristen gaya Celtic, yang dengan agresif mengadakan penginjilan kepada orang-orang Anglo-Saxon. Sebelum Columba meninggal, Paus Gregorius mengirim Augustinus dan lebih dari tiga puluh biarawan ke Inggris untuk mengabarkan Injil dan membawa kembali gereja Celtic ke dalam pangkuan gereja Roma. Kesuksesan moderat Augustinus terpusat pada Kent dan Essex. Pada tahun 627, Paulinus dari York mengokohkan gereja Roma di Northumbria, namun usahanya tercerai-berai ketika seorang raja kafir memegang tampuk kekuasaan. Ketika gereja tersebut dibangun kembali di sana, gereja tersebut bersifat Celtic.

Namun pada tahun 600-an, terjadilah penyerbukan silang secara besar-besaran di sana. Kedua tradisi tersebut tampaknya tidak jauh berbeda. Perbedaan mencolok antara keduanya adalah tanggal perayaan Paskah. Meskipun Cara mencukur kepala para biarawan mereka berbeda, dan terdapat perbedaan dalam upacara kecil, sebagian besar adalah soal kekuasaan. Apakah Paus akan berkuasa atas gereja Inggris dengan menunjuk para uskup untuk memimpin jemaatnya? Tradisi Celtic telah memberi kekuasaan yang besar kepada kepala biara, yang agak mandiri dalam berkarya.

Karena kemandirian mereka, biara-biara Celtic acap kali cenderung menyeleweng. Dalam sistem feodal Abad Pertengahan, sangatlah menguntungkan mendirikan biara-biara palsu guna mengelakkan kepatuhan berlebihan kepada para tuan tanah keduniawian. Biara-biara semacam itu hidup dalam kebebasan ekonomis tetapi kekurangan motivasi spiritual. Meskipun gereja Celtic terkenal akan pengabdian spiritualnya, berbagai penyelewengan semacam ini mungkin menyebabkan sebagian orang-orang percaya berpaling ke kebijakan Roma yang lebih ketat.

Masalah ini mencapai puncak oleh Oswy, raja Norhthumbria yang baru, pada tahun 664. Ia mengikuti tradisi Celtic, tetapi istrinya mengikuti tradisi Roma. Jadi, dia merayakan Paskah ketika sang ratu masih menjalankan puasa Prapaskah, dan hal itu seharusnya tidak boleh terjadi. la mengadakan pertemuan di Whitby, tempat kepala biarawati yang tersohor, Hilda, menjalankan biara tersebut. Di sana, sang raja mendengarkan argumentasi Cedd dan Colman, di pihak Celtic, dan dari Wilfrid dan James sang Diaken, di pihak Roma. Mereka semua adalah gerejawan sejati. Cedd, seorang kepala biara, telah mendirikan banyak biara. Colman dan Wilfrid adalah uskup. Wilfrid pernah juga melayani sebagai seorang misionaris di Friesland. James juga pernah meneruskan karya Paulinus di Northumbria pada masa-masa sulit.

Mereka berargumentasi tentang Paskah. Para pemimpin Celtic menyitir dari Columba. Para pemimpin Roma berpatokan pada Santo Petrus. Dengan senyum, sang raja menyerukan bahwa ia akan mengikuti Petrus, karena ia adalah pemegang kunci surga. Maka cara Romalah yang diberlakukan.

Beberapa sejarawan mengaku bahwa keputusan itu terbukti bijaksana. Gereja Inggris telah mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia. Semangat Celtic masih berkobar, tetapi semangat ini membutuhkan organisasi Roma untuk memfokuskannya. Yang lain menyesalkan hilangnya kesempatan bagi suatu tradisi Kristiani yang besar dan vital terpisah.

Segera setelah kebangkitan Whitby ini, keadaan menjadi suram. Bersamaan dengan kematian uskup agung Canterbury, wabah penyakit pes pun merebak di Inggris. Selama kurun waktu lima tahun, gereja bergumul tanpa pemimpin. Kemudian Theodore dari Tarsus tiba untuk menduduki posisi itu. Dengan bijaksana ia mendorong kepemimpinan Gereja dengan menunjuk para uskup serta imam, baik dalam tradisi Celtic maupun Roma.

Abad berikutnya merupakan zaman emas bagi seni lukis dan keilmuan di Inggris karena gaya-gaya Celtic dan Roma saling mengisi. Sebagian besar karya ini telah dimusnahkan sewaktu penyerbuan Viking, namun sejumlah salib dari batu masih tertinggal, diukir dengan gaya Roma dan Celtic, sebagai simbol kesaling-tergantungan kedua tradisi ini.


Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-20.html

No comments:

Post a Comment