Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Saturday, July 2, 2011
034) Tahun ±1150 Universitas Paris dan Universitas Oxford Didirikan
Oxford University
Apa yang akan terjadi jika Anda berdebat dengan profesor teologi Anda – mungkinkah Anda menang? Kemungkinannya, pada Abad Pertengahan, Anda akan dicap sebagai seorang penganut ajaran sesat dan akan dikeluarkan dari sekolah. Hal itulah yang terjadi pada diri Petrus Abelardus yang cerdas. Inilah salah satu sebab berdirinya universitas.
Pada awalnya, pendidikan lanjutan selalu diberikan di biara-biara atau di sekolah-sekolah katedral. Tetapi sekolah-sekolah semacam ini mulai menarik guru-guru dari luar biara. Guru-guru seperti ini selalu mempertanyakan dogma gereja yang resmi.
Itulah kasus Abelardus. Ia dan beberapa orang seperti dia menjalankan "praktik privat" dan hidup dari honor yang disumbangkan para murid di tempat mereka mengajar. Abelardus sendiri mempunyai bermacam-macam karir. Ia mendirikan sekolahnya sendiri di St. Denis, kembali mengajar di Katedral Notre Dame, kemudian mengajar di sekolahnya sendiri. Kesohorannya menarik murid-murid ke Paris, tetapi Gereja tidak yakin apakah ia dapat dipercaya. Akhirnya, sekelompok guru semacam itu, yang dipecat dari biara-biara di Notre Dame, mendirikan usaha di tepi kiri Sungai Seine.
Ada perdebatan: apakah Bologna atau Paris yang mempunyai "universitas" pertama. Di Bologna, guru Irnerius mendirikan sekolah hukum pada tahun 1088, yang diizinkan oleh Kaisar Frederick Barbarossa pada tahun 1159. Tetapi istilah "universitas" datangnya dari Paris. Pada zaman pertengahan, semua jenis usaha diorganisasi dengan rapi. Jadi, para guru dan murid sepanjang Seine mengorganisasi sejenis serikat sekerja, Universitas Societas Magistrorum et Scholarium (Masyarakat Universal Pengajar dan Murid), di bawah kuasa seorang rektor. Rektor ini secara agak longgar bertanggung jawab pada uskup Paris, dan mempunyai wewenang memberikan surat izin mengajar.
Pada tahun 1200, Philip II dari Perancis memberikan status resmi bagi "universitas" ini. Seperti di Bologna, para pengajar dan pelajar memiliki keistimewaan sosial dari rohaniwan, walaupun terpisah dari mereka. Paus Innocentius III (yang telah belajar di Paris) menguatkan status sekolah tersebut pada tahun 1208. Pengurus universitas benar-benar mogok pada tahun 1229 — 1231 karena pertikaian dengan uskup tentang pengawasan proses pendidikan. Paus Gregorius IX mengakhirinya dengan pengaturan sendiri bagi sekolah tersebut.
Universitas Paris menjadi poros pendidikan bagi sebagian besar Eropa, sekurang-kurangnya di bagian utara pegunungan Alpen. Dengan demikian, berkembanglah empat "kebangsaan" dalam studi, dengan mengelompokkan guru dan murid dari latar belakang yang sama: Perancis, Inggris/Jerman, Normandia, Picardia (dari dataran rendah). Para pelajar asing membutuhkan pemondokan juga, yang telah disediakan negara. Hal inilah yang membentuk kerangka "colleges" (perguruan-perguruan tinggi) di bawah naungan universitas. Paris pun mengembangkan empat bidang studi: seni, kedokteran, hukum dan teologi.
Pada tahun 1167, jauh sebelum universitas Paris menerima status resmi, Henry II melarang pelajar Inggris belajar di Paris. Sebuah Studium Generale pun didirikan di Oxford, yang diorganisasikan secara resmi di bawah seorang rektor, pada tahun 1215.
Abad ketiga belas merupakan masa subur pendidikan. Paris, Oxford dan Bologna menjadi pusat-pusat teologi, filsafat dan ilmu pengetahuan. Berbagai peristiwa ini telah membentuk tradisi pendidikan yang terpelihara sampai hari ini.
Universitas-universitas tersebut merupakan inkubator (alat penetas telur) bagi Renaisans (masa kebangkitan kembali) masa Reformasi.
Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-20.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment