Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Saturday, July 2, 2011
036) Tahun 1206 Fransiskus dari Asisi Meninggalkan Kekayaannya
Memasuki abad ketiga belas, masa depan bagi pemuda Fransiskus Bernardone tampak cerah. Sebagai seorang putra pedagang kain di Asisi, Italia, Fransiskus tentunya dapat mengharapkan kehidupan seorang kesatria dan kaya.
Asisi sedang berperang dengan tetangganya Perugia, jadi Fransiskus pun berangkat ke medan perang. Dengan pakaian besi, helm berjambul dan tombak di sisinya, ia tampak bersinar. Karena tertangkap dalam suatu pertempuran, ia menjadi tawanan perang selama satu tahun di Perugia. Tidak berapa lama setelah dibebaskan, ia sakit parah. Semua pengalaman ini membuatnya bertanya-tanya apa arti harta yang diwarisinya.
Suatu hari, ketika ia sedang berkuda, ia melihat seorang penderita lepra di jalanan. Fransiskus sebelumnya pernah merasa mual melihat pengemis seperti ini dan mulai melarikan kudanya dengan cepat melewati dia, tetapi orang ini beda adanya. Penderita lepra ini berparaskan wajah Kristus. Diliputi dengan perasaan devosi spiritual, Fransiskus turun dari kudanya dan mencium pengemis tersebut. Ia memberi uang kepada pengemis itu, dan membawanya ke tujuannya dengan duduk di atas kuda di belakangnya.
Dorongan untuk mempedulikan orang-orang yang sedang membutuhkan bertumbuh dalam diri Fransiskus, meskipun ayahnya mengejeknya. Pada tahun 1206 Fransiskus meninggalkan rumahnya, melepaskan harta ayahnya, kemudian ayahnya memutuskan hubungan dengan dia. Orang muda ini mengabdikan dirinya pada kehidupan miskin. Makanan atau pakaian sekecil apa pun akan diberikannya kepada mereka yang membutuhkannya. Ia sendiri menjadi seorang pengemis, tanpa malu-malu meminta-minta dari orang "berada", agar ia dapat membagikannya kepada orang yang "tidak berada".
Fransiskus mulai berkhotbah di kapel-kapel dekat Asisi yang telah ditinggalkan. Pesan Injil yang sederhana tentang kasih dan pelayanan telah menghasilkan banyak pengikut setia. Bagi mereka yang ingin bergabung dengannya dengan meninggalkan harta mereka, ia menggariskan sekumpulan peraturan untuk hidup; peraturan-peraturan dasar Ordo Fransiskan (Fransiscan Order). Ia bersama-sama tujuh orang rekannya pergi ke Roma untuk mendapatkan persetujuan Paus bagi ordonya.
Menjelang tahun 1218, sudah ada sekurang-kurangnya 3.000 pengikut Fransiskus. Ia telah mengobarkan semangat mereka. Gereja telah menimbun harta dan kuasa. Dalam masyarakat Italia, yang kaya bertambah kaya, dengan restu Gereja, sementara si miskin mati kelaparan. Namun, Fransiskus menawarkan cara kesederhanaan baru, yang tidak dinodai oleh ketamakan. Banyak yang taat beragama mengikuti teladannya. Banyak lagi, yang tidak ingin mengorbankan hartanya, mengagumi para pengkhotbah miskin ini dan mendukung mereka dengan pemberian sedekah.
Berabad-abad kemudian, Martin Luther mengkritik dengan tajam tradisi Fransiskan ini karena penekanannya pada perbuatan baik – menurutnya hanya iman yang akan memberi keselamatan. Namun, dalam banyak hal, kedua reformis ini bertempur melawan musuh yang sama: gereja yang hanya mempedulikan kelestarian statusnya sendiri, dan melupakan ajaran-ajaran Kitab Suci yang sederhana.
Pada puncak kemasyhurannya, pada bulan Oktober tahun 1226, Fransiskus wafat. Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi santo. Kata-kata terakhirnya ialah, "Saya telah menunaikan tugas saya, semoga Kristus sekarang mengajar Saudara tugas-tugas Saudara."
Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-20.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment