000


Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga

123

Laman

Saturday, July 2, 2011

030) Tahun 1054 Skisma Gereja Timur dan Barat


Selama bertahun-tahun lamanya gereja-gereja di Timur dan di Barat tumbuh terpisah satu sama lain. Apa yang pada satu masa merupakan gereja tunggal, perlahan-lahan terpisah menjadi dua gereja dengan identitasnya masing-masing.

Banyak perbedaan pendapat yang dicari-cari untuk mengipas-ngipas pertikaian tersebut. Gereja Timur menggunakan bahasa Yunani, Barat menggunakan Latin. Ini berkat Vulgata dan para teolog yang menulis dalam bahasa itu. Bentuk kebaktian berbeda: roti yang dipakai untuk perjamuan, tanggal mulai masa puasa, dan cara merayakan misa. Di Timur, para rohaniwan boleh menikah dan mereka memelihara janggut. Para imam di Barat dilarang menikah dan mukanya dicukur bersih.

Teologinya pun berbeda. Timur merasa kurang enak dengan ajaran purgatory (tempat penyucian jiwa-jiwa sebelum masuk surga). Barat menggunakan istilah Latin filioque, "dan dari Putra", dalam Pengakuan Iman Nicea, setelah anak kalimat tentang Roh Kudus yang berbunyi bahwa Roh "datangnya dari Bapa". Bagi Timur, penambahan tersebut merupakan ajaran sesat.

Perbedaan pendapat yang berlangsung selama berabad-abad lamanya meledak karena dua orang kuat yang bertikai. Pada tahun 1043, Michael Cerularius menjadi patriarkh Konstantinopel. Pada tahun 1049 Leo IX menjadi Paus. Leo menginginkan Michael – dan melalui dia, gereja Timur – tunduk pada Roma. Paus mengirim utusan ke Konstantinopel tetapi Michael menolak bertemu mereka. Maka utusan tersebut mengucilkan Michael atas nama Paus. Sang patriarkh pun membalas dengan mengucilkan utusan tersebut.

Dengan yang satu menuduh yang lain sebagai bukan Kristen sejati, kedua uskup tersebut menciptakan skisma (perpecahan gereja). Namun bukan mereka sendiri penyebab perpecahan itu. Kedua orang yang bertikai itu mempunyai sejarah perbedaan pendapat. Skisma itulah aksi terakhir untuk membuktikannya.

Seperti disebutkan dalam Pengakuan Iman, kedua belah pihak percaya pada "satu gereja Katolik yang kudus dan apostolik". Tabun 1089 Paus Urbanus mencoba memperbaiki perpecahan itu dengan menghapuskan pengucilan terhadap patriarkh tersebut. la juga membangkitkan Perang Salib Pertama dalam upayanya menyatukan Timur dan Barat, namun gagal.

Pada abad-abad berikutnya, usaha mempersatukan gereja-gereja tersebut muncul, tetapi tidak satu pun yang berhasil. "Reuni" jangka pendek pada tahun 1204 hanya meningkatkan permusuhan di antara mereka. Pada tahun 1453, ketika orang-orang Turki Muslim menguasai Konstantinopel, beberapa orang Kristen Timur berseru bahwa mereka lebih menyenangi orang-orang Muslim ketimbang orang Katolik. Agaknya sebuah kawasan Kristen yang bersatu sukar dicapai.

Meskipun perbedaan antara kedua gereja itu tidak begitu penting, namun sesungguhnya hal itu berkaitan dengan masalah kekuasaan. Pada zaman ketika wibawa para uskup merupakan kunci bagi stabilitas gereja, tidak ada dua orang yang dapat menuntut wibawa yang sama. Ketika Timur dan Barat gagal sepakat, mereka berjalan masing-masing dengan caranya sendiri.

Sumber : http://www.sarapanpagi.org/100-peristiwa-penting-dalam-sejarah-kristen-vt1555-20.html

No comments:

Post a Comment